Sabtu, 09 November 2013

Hijab-Ku

‘kita PUTUS,’kata Dido. Aku pun terperanjat sedih mendengar keputusannya saat itu. Ku lemparkan HPku ke tempat tidurku dan kurebahkan tubuhku perlahan ditempat tidurku. Air mataku menetes,beberapa teman mengirim  pesan singkat di HPku dan mencoba untuk menenangkanku. Semua pesan ku baca begitu saja,aku tak begitu  menghiraukan apa pesan mereka yang aku tau saat ini bahwa aku benci dengannya. BENCI.
 Tak bisa dihindarkan pertikaian demi pertikaian selalu terjadi diantara kami dan aku pun tak mengerti mengapa ini benar- benar harus terjadi,kebencian ini nyata.
Namun,berakhirnya hubungan kami ini membawa aku pada kehidupan yang baru. Dimana ketika itu aku aktif di organisasi Rohis disekolahku,malahan aku mendapat amanah menjadi dewan penasihat untuk adik-adik kelasku. Aku sedikit bangga meskipun aku dulunya tidak aktif disana,namun aku masih mendapat kepercayaan dari mereka. Alhamdulillah.
Sedikit demi sedikit penampilanku berubah,aku yang dulunya jarang memakai jilbab diluar sekolah kini aku memakainya. Aku yang dulunya berpakaian serba ketat kini sudah mulai ku pakai yang sedikit longgar.Tidak hanya itu,aku juga rajin membeli buku-buku fiqh,ini untuk bekalku dalam memberikan nasihat-nasihat pada adik-adikku. Dan kali ini Rohis dari sekolah kami mendaftarkan diri dalam Jambore Pelajar Muslim di Muaro Jambi.,yang berangkat dari pihak ikhwan cukup banyak namun dari pihak akhwat tidak seberapa dan salah satu pesertanya adalah aku.
*
Sampai dilokasi,aku tak menyangka akan mendirikan tenda ditengah-tengah hutan seperti ini. Sepi,tak ada siapa-siapa selain kami,tak ada warung terdekat untuk sekedar membeli cemilan. Kulihat disekelilingku ,ternyata barulah kami yang sampai dilokas, sedangkan peserta lainnya masih diperjalanan. Saat itu aku terbaring disebuah pendopo bersama adik-adik kelas dan seorang temanku,aku tak sadar tertidur cukup pulas disana. Aku terbangun ketika ada yang mengucap salam ke arahku,
‘Assalamualaikum,’ kata Kak Sumarni.
‘Wa alaikumsalam,’jawabku sambil bangkit untuk duduk.
Kami berbincang-bincang dipendopo hingga sore menjelang sambil melihat adik-adik dan temanku mendirikan tenda,namun pada akhirnya ku tinggalkan Kak Sumarni sendirian dipendopo,ku bantu adik-adikku dan temanku untuk mendirikan tenda yang nantinya akan menjadi rumah sederhana kami dalam beberapa hari.
Malamnya kami sholat berjamaah setelah itu membaca al-ma’surat dan dilanjutkan dengan acara-acara selanjutnya. Aku bagaikan tinggal dipesantren yang selama ini aku mimpi-mimpikan ditambah lagi kami wajib menggunakan bahasa arab pasif dan aktif selama berada disana. Sayangnya kemampuan bahasa arabku tidak seperti mereka,disanalah keirian demi keirian hatiku muncul. Bukankah itu bahasa kesehariannya orang-orang Muslim dan Muslimah namun mengapa aku tak bisa?
‘ukhti,aku benar-benar iri kepada kalian,aku iri pada keshalihan kalian,ketaatan kalian,akhlak kalian,pengetahuan kalian,dan aku iri dengan kecantikan kalian yang kalian pancarkan melalui jilbab kalian yang syar’i. Ukhti,satu janjiku pada kalian,sepulang dari sini aku akan mencoba seperti kalian. Aku  ingin ikut kalian berdakwah dijalan Allah.’janjiku dalam hati. Belum sempat aku ingin melangkah pergi dari tempatku,aku mendapat kabar bahwa ditahun ini aku menjadi juara umum kembali,subhanallah,begitu indah cara Allah membahagiakan hamba-Nya.
*
Sepulang dari Jambore sedikit demi sedikit ikhtiarku pun ku jalani,aku memakai rok,baju yang longgar dan jilbab yang menutupi dada tak lupa kaos kaki dan manset,penampilan ini dulunya aku anggap penampilan seorang teroris.Meskipun aku tidak mendapat dukungan dari pihak keluargaku maupun teman-temanku ,malahan aku mendapat ledekan demi ledekan disetiap harinya. Pernah ayahku berkata,
‘Yaya bagaikan seorang teroris kalau berpenampilan seperti itu.
’Dengan tersenyum aku menjawab,’Pak,Yaya sayang sama Bapak dan Mamak. Mungkin sekarang belum terbukti,tapi insya allah nanti di akhirat Yaya akan buktikan kalau Yaya menjaga orang tua Yaya dari jilatan api-api neraka.’ Setelah berkata demikian aku pun pergi kekamar dan menangis sejadi-jadinya.Padahal ayahku cukup paham dengan agama,namun mengapa perubahan ini malah menjadi tanda tanya besar baginya.
 Namun Allah yang Mulia selalu bisa memberikan kebahagian kepada hamba-Nya,dengan izin Allah aku bisa lulus dari seleksi masuk perguruan tinggi negeri disalah satu PT negeri favorit diprovinsiku,tidak hanya disana aku juga lulus di sebuah Institut Agama. Dan aku lebih memilih ke Institut Agama tersebut karena inilah janjiku.
*
Kini aku disemester dua tadris matematika,dan kebahagiaan itu muncul lagi. Allah memberikan nikmat-Nya lagi kepadaku,tanpa aku sadari ketika kubuka lagi diaryku semasa SMA. Apa yang terjadi?aku hanya bisa menganga dan mengucap subhanallah karena apa yang menjadi targetku untuk 2012 kini semuanya telah ku capai,subhanallah. Bertambah cintalah aku pada-Mu ya Allah,dan bertambah yakinlah aku dengan jilbabku. Semoga Allah selalu memberikann hidayah-Nya untukku dan untuk kita semua.Aamiin.