‘kita PUTUS,’kata Dido. Aku pun terperanjat sedih mendengar
keputusannya saat itu. Ku lemparkan HPku ke tempat tidurku dan
kurebahkan tubuhku perlahan ditempat tidurku. Air mataku
menetes,beberapa teman mengirim pesan singkat di HPku dan mencoba untuk
menenangkanku. Semua pesan ku baca begitu saja,aku tak begitu
menghiraukan apa pesan mereka yang aku tau saat ini bahwa aku benci
dengannya. BENCI.
Tak bisa dihindarkan pertikaian demi pertikaian
selalu terjadi diantara kami dan aku pun tak mengerti mengapa ini
benar- benar harus terjadi,kebencian ini nyata.
Namun,berakhirnya
hubungan kami ini membawa aku pada kehidupan yang baru. Dimana ketika
itu aku aktif di organisasi Rohis disekolahku,malahan aku mendapat
amanah menjadi dewan penasihat untuk adik-adik kelasku. Aku sedikit
bangga meskipun aku dulunya tidak aktif disana,namun aku masih mendapat
kepercayaan dari mereka. Alhamdulillah.
Sedikit demi sedikit
penampilanku berubah,aku yang dulunya jarang memakai jilbab diluar
sekolah kini aku memakainya. Aku yang dulunya berpakaian serba ketat
kini sudah mulai ku pakai yang sedikit longgar.Tidak hanya itu,aku juga
rajin membeli buku-buku fiqh,ini untuk bekalku dalam memberikan
nasihat-nasihat pada adik-adikku. Dan kali ini Rohis dari sekolah kami
mendaftarkan diri dalam Jambore Pelajar Muslim di Muaro Jambi.,yang
berangkat dari pihak ikhwan cukup banyak namun dari pihak akhwat tidak
seberapa dan salah satu pesertanya adalah aku.
*
Sampai
dilokasi,aku tak menyangka akan mendirikan tenda ditengah-tengah hutan
seperti ini. Sepi,tak ada siapa-siapa selain kami,tak ada warung
terdekat untuk sekedar membeli cemilan. Kulihat disekelilingku ,ternyata
barulah kami yang sampai dilokas, sedangkan peserta lainnya masih
diperjalanan. Saat itu aku terbaring disebuah pendopo bersama adik-adik
kelas dan seorang temanku,aku tak sadar tertidur cukup pulas disana. Aku
terbangun ketika ada yang mengucap salam ke arahku,
‘Assalamualaikum,’ kata Kak Sumarni.
‘Wa alaikumsalam,’jawabku sambil bangkit untuk duduk.
Kami
berbincang-bincang dipendopo hingga sore menjelang sambil melihat
adik-adik dan temanku mendirikan tenda,namun pada akhirnya ku tinggalkan
Kak Sumarni sendirian dipendopo,ku bantu adik-adikku dan temanku untuk
mendirikan tenda yang nantinya akan menjadi rumah sederhana kami dalam
beberapa hari.
Malamnya kami sholat berjamaah setelah itu membaca
al-ma’surat dan dilanjutkan dengan acara-acara selanjutnya. Aku bagaikan
tinggal dipesantren yang selama ini aku mimpi-mimpikan ditambah lagi
kami wajib menggunakan bahasa arab pasif dan aktif selama berada disana.
Sayangnya kemampuan bahasa arabku tidak seperti mereka,disanalah
keirian demi keirian hatiku muncul. Bukankah itu bahasa kesehariannya
orang-orang Muslim dan Muslimah namun mengapa aku tak bisa?
‘ukhti,aku
benar-benar iri kepada kalian,aku iri pada keshalihan kalian,ketaatan
kalian,akhlak kalian,pengetahuan kalian,dan aku iri dengan kecantikan
kalian yang kalian pancarkan melalui jilbab kalian yang syar’i.
Ukhti,satu janjiku pada kalian,sepulang dari sini aku akan mencoba
seperti kalian. Aku ingin ikut kalian berdakwah dijalan Allah.’janjiku
dalam hati. Belum sempat aku ingin melangkah pergi dari tempatku,aku
mendapat kabar bahwa ditahun ini aku menjadi juara umum
kembali,subhanallah,begitu indah cara Allah membahagiakan hamba-Nya.
*
Sepulang
dari Jambore sedikit demi sedikit ikhtiarku pun ku jalani,aku memakai
rok,baju yang longgar dan jilbab yang menutupi dada tak lupa kaos kaki
dan manset,penampilan ini dulunya aku anggap penampilan seorang
teroris.Meskipun aku tidak mendapat dukungan dari pihak keluargaku
maupun teman-temanku ,malahan aku mendapat ledekan demi ledekan disetiap
harinya. Pernah ayahku berkata,
‘Yaya bagaikan seorang teroris kalau berpenampilan seperti itu.
’Dengan
tersenyum aku menjawab,’Pak,Yaya sayang sama Bapak dan Mamak. Mungkin
sekarang belum terbukti,tapi insya allah nanti di akhirat Yaya akan
buktikan kalau Yaya menjaga orang tua Yaya dari jilatan api-api neraka.’
Setelah berkata demikian aku pun pergi kekamar dan menangis
sejadi-jadinya.Padahal ayahku cukup paham dengan agama,namun mengapa
perubahan ini malah menjadi tanda tanya besar baginya.
Namun
Allah yang Mulia selalu bisa memberikan kebahagian kepada
hamba-Nya,dengan izin Allah aku bisa lulus dari seleksi masuk perguruan
tinggi negeri disalah satu PT negeri favorit diprovinsiku,tidak hanya
disana aku juga lulus di sebuah Institut Agama. Dan aku lebih memilih ke
Institut Agama tersebut karena inilah janjiku.
*
Kini aku
disemester dua tadris matematika,dan kebahagiaan itu muncul lagi. Allah
memberikan nikmat-Nya lagi kepadaku,tanpa aku sadari ketika kubuka lagi
diaryku semasa SMA. Apa yang terjadi?aku hanya bisa menganga dan
mengucap subhanallah karena apa yang menjadi targetku untuk 2012 kini
semuanya telah ku capai,subhanallah. Bertambah cintalah aku pada-Mu ya
Allah,dan bertambah yakinlah aku dengan jilbabku. Semoga Allah selalu
memberikann hidayah-Nya untukku dan untuk kita semua.Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar